Dahulu kala Prabu Swartalaya dan Sang Permaisuri Ratu Purbamanah dari kerajaan Kutatanggeuhan begitu di cintai oleh seluruh rakyatnya. Tetapi sayang, Raja dan Ratu belum di karuniai keturunan penerus tahta kerajaan.
Keadaan ini membuat hati Sang Raja gelisah " Aku galaaaaaauu " kata hati Sang Raja. Sang Rajapun berniat untuk bertapa memohon petunjuk kepada yang kuasa agar cepat diberi keturunan untuk meneruskan tahtanya, hingga pada suatu hari Sang Raja menemui Sang Permaisuri " Permaisuriku, sepertinya aku harus bertapa agar keinginanku memiliki anak dapapt terkabul!", ucap sang Prabu dengan lembut.
Prabu Suwartalaya pun bertapa, memohon pada yang kuasa selama beberapa bulan. Tidak lama kemudian Sang permaisuripun mengandung ( waduh cepet sekali ya padahal sang raja kan baru bertapa perbuatan siapa ini ) ( yang jelas itu bukan perbuatan si penulis cerita ini ya ) lanjuuuuuuut.
Seluruh rakyat kerajaan gembira, hingga lahir seorang Putri yang di judul Gilang Rumini, Sang Putri tumbuh dalam gelimang kasih sayang dari kedua orang tuanya ( maklum anak semata wayang pasti ujung-ujungnya jadi anak manja deh ) hal inilah yang menjadiakan Sang Putri tumbuh menjadi seorang anak yang manja dan pemarah. ( nah rak tenan to )
ketika Sang Putri akan berulang tahun yang ke - 17, seluruh rakyat membawakan hadiah yang istimewa untuk sang Putri. Oleh Sang Prabu semua hadiah di terima dengan baik, lalu di simpan untuk kepentingan rakyatnya. Tibalah hari perayaan ulang tahun Sang Putri, seluruh rakayat merayakanya dengan perasaan bahagia.
" Putriku Gilang Rukmini sing ayu dewe sak dunia wal palnet mupluk - mumpluk kimplah - kimplah, terimalah hadiah dari papih buat dirimu. Sang Raja memberikan sebuah kalung mutiara yang indah " Kalung mutiara ini di ambil oleh salah seorang nelayan terbaik di kerajaan ini, permatanya diasah oleh pengrajin terbaik di kerajaan ini dan untaian indah ini di rancang oleh ahli perhiasan terbaik di kerajaan ini langganan mamih mu ini semua sebagai tanda cinta kasih sayang kami kepadamu Putriku" kata Sang Raja.
Tetapi apa yang terjadi .............. ? Sang Putri berkata " papiiiiiiiih, ini adalah kalung terburuk yang pernah ada!" Aku tak mau emoooooh !", Sang Putripun langsung melepar kalung mutiara pemberian ayahnya hingga hancur berkeping - keping.
Ratu Purbamanah dan seluruh rakyat Kutatanggeuhan menangis pilu melihat sikap Sang Putri( dasar anak kurang ajar ). Tiba - tiba keluarlah air bah dari perut bumi. Gialng Rukmini ketakutan memeluk kaki ayahnya, " Ampun papih, maafkan kelancanganku !", Putri Gilang Rukmini menangis menghiba.
Perlahan kerajaan itu tenggelam dan menjelma menjadi sebuah telaga yang tampak memancarkan warna. Konon, bias warna dari telaga itu adalah bias yang terpancar dari kalung mutiara milik putri Gilang Rukmini.
Demikian tadi cerita mengenai legenda telaga warna sepermohon maaf jika cerita di atas di selipkan kata - kata yang mungkin agak konyol tidak bermaksud melecehkan siapapun karena semua itu hanya bertujuan untuk menghibur.
ga bisa di copy, gimana copi.nya?
BalasHapus